INFORMATION IS POWER

Abad dimana kita hidup sekarang adalah abad informasi yang menyediakan informasi berlimpah-limpah untuk memperkaya diri.

Dengan kemudahan yang luar biasa setiap pribadi dapat mengakses setiap informasi yang dibutuhkan dan juga menguji kebenarannya.

Praktis dunia ada ditangan setiap pribadi dan tinggal memutuskan apakah sekedar bermedsos ria atau terus mengembangkan diri seoptimal mungkin.

Banyak yang merasa diri sudah cukup atau tidak mau berusaha, bahkan ada yang merasa sudah kaya, tetapi justru miskin, malang, buta dan telanjang.

Semakin kita diperkaya , semakin kita bisa memperkaya pribadi lain. Memiliki informasi, berarti memiliki kekuasaan ( power ) yang tentunya harus dipergunakan untuk menjadi berkat untuk pribadi lain.

Ketidak inginan untuk berkembang, membawa seseorang berkarat karena berpuas diri , tidak lagi mau belajar dan mencari seribu alasan untuk tinggal apa adanya.

Rohaniawan pada khususnya harus amat kaya dengan informasi dalam segala bidang. Dia tidak hanya sibuk dengan ayat2 Alkitab dan khotbah dengan membawa kisah2 rohani yang sudah tidak relevan dengan abad ke 21.

Semakin picik dan sempit wawasan sang Rohaniawan , semakin picik dan sempit wawasan jemaat.

Rohaniawan harus membawa pencerahan dan inspirasi yang membuka pemahaman yang lebih luas akan Firman Tuhan dan bukan membelenggu dan menyandera jemaat sehingga tidak memiliki ruang gerak sebagai pribadi yang telah dimerdekakan.

Rohaniawan justru harus mencerdaskan jemaat sehingga berpikir kritis dan bukan amin ini dan amin itu mendengar khotbah dan pengajaran nya.

Hidup diabad informasi sangat berbeda dengan abad ketika Alkitab mulai ditulis. Kekuasaan Rohaniawan mutlak ketika kekristenan mulai menjadi agama. Siapa yang berani berbeda pendapat dengan gereja/Rohaniawan bisa dianiaya dan bahkan dibakar hidup2.

Jemaat abad ke 21 bukan jemaat yang bisa dinina bobokan justru harus dibangunkan dan berani mengemukakan pendapat nya sekalipun berbeda dengan gereja/Rohaniawan.

Jemaat yang sehat adalah jemaat yang memiliki kemandirian berpendapat dan mampu menguji segala sesuatu yang dikhotbahkan dan diajarkan sang Rohaniawan.

FARISI abad ke 21 yang terdiri dari para Rohaniawan selalu ingin memberi impresi bahwa merekalah penguasa Firman dan manusia menjadi pengikutnya Dan bukan pengikut Kristus.

Informasi yang berlimpah-limpah harus merubah jemaat untuk tidak menjadi Kristen BAYI tetapi Kristen DEWASA yang cerdas, kritis dan sanggup menguji segala sesuatu.

Nikmatilah lagu NEVER ENOUGH dari film blockbuster THE GREATEST SHOWMAN.

Link: https://youtu.be/6jZVsr7q-tE

Semoga bermanfaat,

Jopie Manduapessy